English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOLOM PENCARIAN

LABEL

Jumat, 23 Desember 2011

LEGENDA "NISAN BERDARAH" CERITA CINTA SEJATI DARI MARTAPURA, KALIMANTAN SELATAN

Dahulu kala ada cerita tentang dua kekasih yang mempunyai percintaan yang tragis. Cerita lengkapnya sebagai berikut :
Mashor adalah pemuda yang
bertempat tinggal di desa yang sekarang sekitar Pekauman dan teluk selong. Mashor berasal dari
keluarga yang miskin, tetapi
mempunyai pendidikan yang
tinggi dan budi akhlaknya tinggi.
Dia mempunyai keahlian membaca Al-Quran yang sangat indah didengar. Mashor sebagai orang
yang tidak mampu ikut bekerja di rumah Fatimah sebagai pembantu.
Fatimah merupakan gadis dari keluarga sangat kaya. Mereka tinggal disebarang desa Mashor, mungkin sekarang daerah Kampung Melayu. Orang tuanya
merupakan pedagang yang
mempunyai hubungan dagang keluar daerah. Terutama daerah Singapura.
Mashor sebagai pembantu
mempunyai banyak pekerjaan
yang harus dilakukannya seperti menimba air, memotong kayu, dan lain-lain. Hari demi hari, bulan demi bulan itu saja yang
dilakukannya untuk membiayai hidup dan orang tuanya.
Selama beberapa tahun Mashor bekerja dirumah kaya itu membuat Fatimah secara tidak sadar jatuh cinta kepadanya begitu juga
sebaliknya. Tetapi karena adat yang menjaga ketat pertemuan antara perawan dengan bujangan membuat hubungan mereka tidak diketahui oleh keluarga.
Mashor sadar percintaan mereka pasti akan ditentang oleh keluarga Fatimah yang
memegang adat keluarga. Mereka hanya akan menikahkan anak gadisnya hanya dengan orang yang sederajat dan mempunyai hubungan keluarga
bangsawan dan pasti tentu
harus pilihan keluarga. Tetapi Cinta di hati tidak bisa
menolaknya.
Tidak lama kemudian hubungan mereka mulai diketahui orang tua Fatimah. Betapa marahnya orang tua Fatimah mengetahui hal demikian. Mereka
memutuskan untuk menjauhkan Mashor dari Fatimah dengan menugaskan Mashor menjaga kebun karet dan ladang keluarga
Fatimah di seberang sungai. Kebun karet ini berada jauh dari
rumah Fatimah, menujunya hanya
bisa dengan perahu jukung
karena melewati sungai yang
kecil. Mashor di berikan pondok
kecil untuk berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari.
Setiap hari dia bekerja merawat
kebun karet tersebut. Setiap
hasil karet hanya orang suruhan
keluarga Fatimah saja yang
mengambilnya. Dia tidak diberikan kesempatan untuk ke rumah
sang Majikan.
Fatimah mengetahui kabar
Mashor hanya dengan meminta
keterangan acil ijah, pembantu
yang sering mengatarkan beras buat Mashor.
Suatu hari ada orang kaya
bernama Muhdar yang masih ada
hubungan keluarga dengan
Fatimah badatang (melamar) ke
rumah Fatimah dengan menggunakan satu buah kapal
yang sangat besar sesuai
dengan derajat kekayaan orang
tersebut. Niat Muhdar disambut
baik oleh keluarga Fatimah,
mereka sepakat untuk mengadakan perkawinan besar-
besaran. Hal ini tidak menjadi
beban bagi Muhdar karena
kakayaannya.
Fatimah sangat menentang niat
orang tuanya yang menjodohkannya dengan Muhdar.
Dia kenal betul perangai Muhdar.
Walaupun kaya tetapi dia tidak
mempunyai budi pekerti dan ilmu
agama sebaik Mashor. Tetapi dia
harus menjalankan dua pilihan yang sangat berat. Di satu sisi
dia mempunyai pilihan dan cinta
yang diyakininya membawa
kebahagian di dunia dan di
akhirat yaitu hidup bersama
Mashor. Di satu sisi dia harus mengikuti perintah orang
tuanya, dia sadar menyakiti hati
orang tua adalah perbuatan
yang durhaka. Akhirnya Fatimah
pasrah terhadap perjodohan ini.
Perjodohan yang dilandasi oleh harta, hubungan keluarga bukan
oleh Cinta. Mashor yang berada
jauh tidak mengetahui
perjodohan ini. Semuanya yang
datang ke gubuk Mashor bekerja
selalu menutupinya. Mereka tidak ingin dipecat majikan jika
menceritakan hal tersebut.
Akhirnya acara pernikahan di
mulai, Muhdar datang dengan
beberapa kapal besar yang
membawa mas kawin atau jujuran. Ada kapal yang
membawa isi kamar lengkap, ada
kapal yang membawa perhiasan
emas dan batu permata, ada
kapal yang membawa pakaian
wanita yang sangat indah-indah. Bagi mereka semua itu hal biasa,
karena bisnis dagang keluarga ini
ke Singapura berupa batu
permata dan kain. Mereka
mempunyai banyak pelanggan di
Singapura. Pada jaman tersebut sungai Martapura digunakan
sebagai jalur perdagangan.
Kapal-kapal besar pedagang
Martapura sering berangkat
membawa barang dagangan ke
Pulau Jawa dan Sumatera hingga Singapura dan Malaysia. Sesuai
dengan jalur perdagangan dunia
antara Malaysia dan pulau
Sumatera.
Pada malam harinya ketika
semua kelelahan. Muhdar dan Fatimah tidur di kamar
penganten. Belum sempat malam
pertama itu terjadi ternyata
rumah Fatimah terbakar akibat
api dapur lupa di matikan.
Muhdar lari keluar dengan segera tanpa memperdulikan
Fatimah. Api semakin membesar
Fatimah terjebak di dalamnya.
Mashor yang belum tidur melihat
dari kejauhan warna merah di
langit yang menadakan kebakaran. Dia yakin kebakaran
itu berada di rumah Fatimah.
Tanpa peduli aturan majikannya
yang tidak memperbolehkannya
mendekati rumah dia langsung
berlari mengambil jukung. Setelah sampai di rumah Fatimah dia
diberitahu bahwa Fatimah
terjebak di dalamnya. Dengan
kekuatan Cintanya dia terobos
api dan menemukan Fatimah
pingsan karena terlalu banyak menghirup asap. Dia angkat
Fatimah melewati api yang besar.
Dengan badannya dia melindungi
Fatimah dari api dan kayu rumah
yang berjatuhan. Setelah dia
bawa keluar Mashor disambut Muhdar dengan merebut Fatimah
dari pangkuan Mashor. Dengan
demikian Mashor akhirnya
mengetahui perkawinan
tersebut. Belum sempat dia
mendapatkan penjelasan, Mashor pingsan karena terlalu banyak
luka bakar yang dialaminya.
Keluarga Fatimah memerintahkan
agar mashor dirawat kembali di
gubuknya tempatnya bekerja.
Dan menginginkan agar peristiwa heroic ini jangan sampai diketahui
Fatimah.
Subuh harinya mashor tidak bisa
bertahan. Dia meninggal karena
luka yang terlalu parah. Setelah
sholat dzuhur dia dimakamkan di daerah perkebunan karet
tersebut. Atau tepatnya
sekarang berada di desa
Tungkaran. Makam Mashor
sederhana dengan nisan ulin.
Untuk mencegah babi hutan kuburannya juga dipagar bambu.
Semuanya berada di pemakaman,
baik teman-teman Mashor
maupun keluarga Fatiamah.
Tetapi Fatimah tidak mengetahui
kematian ini. Dia masih lemah di kamar rumah Muhdar. Dia masih
bertanya di dalam hati
bagaimana dia bisa selamat,
suaminya sendiri
meninggalkannya saat kebakaran
itu terjadi. Sewaktu malam hari pertanyaan
itu di keluarkannya pada acil ijah
yang sejak kecil merawatnya. Acil
ijah tahu betul perasaan Fatimah
kepada Mashor. Karena tidak
dapat mendustai tuannya yang sejak kecil dia pelihara tersebut
akhirnya dia ceritakan peristiwa
kebakaran itu.
Fatimah yang sangat rindu
Mashor akhirnya menanyakan
keberadaan Mashor. Dengan sangat hati-hati acil ijah
menceritakan kematian Mashor
dan memberitahukan letak
kuburannya. Dia berjanji
menemani Fatimah besok untuk
ziarah ke kuburan Mashor. Fatimah Sangat terpukul hatinya
mengetahui pemuda yang
melindungi dan dicintainya telah
tiada. Menangislah Fatimah
sejadinya. Setelah semua orang
terlelap tidur, jam 3 subuh tanpa sepengetahuan yang lain Fatimah
keluar rumah. Dia tidak dapat
menyimpan perasaan rindu dan
dukanya. Tanpa menunggu siang
dia bertekad harus menemukan
kekuburan mashor. Dia tidak yakin kekasihnya sudah
meninggal jika tidak menemukan
kuburannya langsung. Dia
seberangi sungai Martapura dan
berjalan menyisir jalan setapak.
Dia masih ingat letak kebun karet keluarganya ketika
ayahnya pernah mengajak
sewaktu kecil. Malam itu hari
hujan dengan deras tetapi tidak
menyurutkan hati Fatimah, di
dalam hatinya hanya ada satu nama Mashor. Dipikirannya hanya
ada satu wajah Mashor pemuda
yang sangat mengerti dirinya.
Setelah tiba di kebun karet
keluarganya, Fatimah tanpa
sadar dan mungkin karena ilusi yang muncul karena obsesinya
bertemu mashor, dia melihat
Mashor berdiri tersenyum
kepadanya ditengah rintikan
hujan. Tanpa berpikir panjang
Fatimah berlari ingin memeluk tubuh kekasihnya melepaskan
segala kerinduannya. Fatimah
menabrak tubuh lelaki itu hingga
terjatuh tanpa disadari pagar
yang terbuat dari bambu yang
melindungi kuburan Mashor menusuk tubuh Fatimah tepat di
dadanya. Darah mengucur dan
menetes di atas kubur Mashor
dan melumuri nisannya. Fatimah
meninggal dengan senyum dia
yakin menemukan cintanya.

Senin, 19 Desember 2011

CURRENT TRANSFORMER (CT)

Pengukuran atau pendeteksian arus listrik merupakan salah satu dari parameter utama yang diperlukan dalam kelistrikan. Misalkan untuk pengukuran arus yang besar, pengukuran daya dan sebagai parameter proteksi.
Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus
primernya. Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1) & IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada.
CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali. Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5 ampere. Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran.
CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus. Dengan
mempergunakan
bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan beragam range ampere hanya dengan satu unit proteksi arus. Yang perlu dipersiapkan adalah unit proteksi arus dengan range dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX:5. Misal unit proteksi mempunyai range 0,5 ~ 5 Amp, dengan
mempergunakan CT dengan ratio 1000:5 maka range proteksi arus yang bisa dijangkau adalah 100 ~ 1000 Amp. Perhitungannya
adalah sebagai berikut : Range :
0,5 ~ 5 Amp
Ratio
CT : 1000/5 : 200 Range dengan CT : (0,5 X 200) ~ (5 X 200) Amp : 100 ~ 1000 Amp
Note : Terminal CT sebaiknya dihubung singkat jika tidak terhubung dengan beban saat line primer
dialiri arus. Ini mencegah
pembebanan dengan impedansi yang terlalu besar dan mengakibatkan
percikan bunga api listrik.

Minggu, 18 Desember 2011

GARDU INDUK LISTRIK

1. Peranan Gardu Induk dalam Sistem Kelistrikan.
Gardu Induk merupakan simpul didalam sistem tenaga listrik, yang terdiri dari susunan dan rangkaian sejumlah perlengkapan yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem tanaga listrik dan untuk menunjang keandalan sistem tenaga listrik terkait.
2. Pengertian dan Fungsi Gardu Induk.
- Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari bangunan dan peralatan listrik.
- Fungsi Gardu Induk adalah untuk menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu induk lain.
3. Jenis Gardu Induk.
3.1 Menurut Pelayanannya. Gardu Transmisi, yaitu gardu induk yang melayani untuk TET dan TT Gardu Distribusi, yaitu gardu induk yang melayani untuk TM
3.2 Menurut Penempatannya.
* Gardu induk pasangan dalam (Indoor Substation)
* Gardu induk pasangan luar (Outdoor Substation)
* Gardu induk sebagian pasangan luar (Combine Outdoor Substation)
* Gardu induk pasangan bawah tanah (Underground Substation)
* Gardu induk pasangan sebagian bawah tanah (Semi Underground Substation)
* Gardu induk mobi (Mobile Substation)
3.3 Menurut Isolasinya.
* Gardu induk yang menggunakan udara guna mengisolir bagian-bagian yang bertegangan dan bagian bertegangan lainnya dan dengan bagian yang tidak bertegangan/tanah.
* Gardu induk yang menggunakan gas guna mengisolir bagian-bagian yang bertegangan dan bagian bertegangan lainnya dan dengan bagian yang tidak bertegangan/tanah. Isolasi gas yang digunakan adalah gas SF6 pada tekanan tertentu.
3.4 Menurut rel.
* Gardu induk dengan satu rel (single busbar)
* Gardu induk dengan dua rel (double busbar)
* Gardu induk dengan dua rel sistem 1,5 PMT (one and half circuit breaker).

Jumat, 09 Desember 2011

FREKWENSI LISTRIK

Frekwensi sebenarnya adalah
karakteristik dari tegangan yg
dihasilkan oleh generator. jadi
kalau dikatakan frekwensi 50 hz,
maksudnya tegangan yg
dihasilkan suatu generator berubah-ubah nilainya terhadap
waktu, nilainya berubah secara
berulang-ulang sebanyak 50
cycle setiap detiknya. jadi
tegangan dari nilai nol ke nilai
maksimum (+) kemudian nol lagi dan kemudian ke nilai maksimum
tetapi arahnya berbalik (-) dan
kemudian nol lagi dst (kalau
digambarkan secara grafik akan
membentuk gelombang sinusoidal)
dan ini terjadi dalam waktu yg cepat sekali, 50 cycle dalam satu
detik. Jadi kalau kita perhatikan
beban listrik seperti lampu,
sebenarnya sudah berulang kali
tegangan nya hilang (alias nol)
tapi karena terjadi dalam waktu yg sangat cepat maka lampu tsb
tetap hidup. Jadi kalau kita
amati fenomena ini dan mencoba
bereksperimen, coba kita buat
seandainya kalau frekwensinya
rendah, kita ambil yg conservative misalnya 1 hz,
apa yg terjadi maka setiap satu
detik tegangan akan hilang dan
barulah kelihatan lampu akan
hidup mati secara berulang2
seperti lampu flip flop. Dari analisa diatas kita bisa tarik
kesimpulan bahwa untuk
kestabilan beban listrik
dibutuhkan frekwensi yg tinggi
supaya tegangan menjadi benar2
halus (tidak terasa hidup matinya).
Nah sekarang timbul pertanyaan
kenapa 50 hz atau 60 hz
kenapa gak dibuat saja yg tinggi
sekalian 100 hz atau 1000 hz
biar benar2 halus. untuk memahami ini terpaksa kita
harus menelusuri analisa sampai
ke generatornya. tegangan yg
berfrekwensi ini yg biasa disebut
juga tegangan bolak-balik
(alternating current) atau VAC, frekwensinya sebanding dengan
putaran generator. Secara formula N = 120f/P
N = putaran (rpm)
f = frekwensi (hz)
P = jumlah kutub generator,
umumnya P = 4 dengan menggunakan rumus
diatas, untuk menghasilkan
frekwensi 50 hz maka generator
harus diputar dengan putaran N
= 1500 rpm, dan untuk
menghasilkan frekwensi 60 hz maka generator perlu diputar
dengan putaran 1800 rpm, jadi
semakin kencang kita putar
generatornya semakin besarlah
frekwensinya. Nah setelah itu
apa masalahnya? kenapa gak kita putar saja generatornya
dengan putaran super kencang
biar menghasilkan frekwensi yg
besar sehingga tegangan benar2
halus. Kalau kita ingin memutar
generator maka kita
membutuhkan turbine, semakin
tinggi putaran yg kita inginkan
maka semakin besarlah daya
turbin yg dibutuhkan, dan selanjutnya semakin besarlah
energi yg dibutuhkan untuk
memutar turbin. kalau sumber
energinya uap maka makin
banyaklah uap yg dibutuhkan,
dan makin besar jumlah bahan bakar yg dibutuhkan, dst dst.
para produsen generator
maupun turbine tentunya
mempunyai batasan dan
tentunya setelah para produsen
bereksperimen puluhan tahun dengan mempertimbangkan
segala sudut teknis maka
dibuatlah standard yg 50 hz dan
60 hz itu, yg tentunya dinilai
cukup effective untuk kestabilan
beban dan effisien dari sisi teknis maupun ekonomis. Eropah
menggunakan 50 hz dan Amerika
menggunakan 60 hz. Setelah
adanya standarisasi maka semua
peralatan listrik di design
mengikuti ketentuan ini. Jadi logikanya kalau 50 hz atau 60
hz saja sudah mampu membuat
lampu tidak kelihatan kedap
kedip untuk apalagi dibuat
frekwensi lebih tinggi yg akan
memerlukan turbine super kencang dan sumber energi lebih
banyak sehingga tidak efisien. baik tegangan maupun frekwensi
dari generator bisa berubah2
besarnya berdasarkan range
dari beban nol ke beban penuh.
sering kita temui spesifikasi
menyebutkan tegangan plus minus 10% dan frekwensi plus
minus 5%. Ini artinya sistim
supplai listrik/generator harus di
design pada saat beban penuh
tegangan tidak turun melebihi
10% dan pada saat beban nol tegangan tidak naik melebihi
10%. Begitu juga dengan
frekwensi. kembali ke
pertanyaan teman2 sebagaimana
email yg saya baca, yaitu
mengenai beban2 IT yg shutdown karena berubahnya frekwensi,
dan apa efek airconditioner,
HVAC terhadap frekwensi supply,
sampai ada yg menyebutkan
beda frekwensi antara 50
sampai 60 hz efeknya menggunung he..he..
beban IT seperti server dan
komputer biasanya disupply dari
UPS, dan didalam UPS ada
perangkat elektronik yg
namanya inverter yg dibatasi frekwensinya plus minus 2.5%.
Apabila terjadi perubahan
frekwensi dikarenakan kwalitas
supply yg jelek melewati plus
minus 2.5% maka perangkat
elektronik lainnya yg namanya static switch akan berpindah ke
posisi by-pass (kalau UPS
dilengkapi fasilitas bypass). Pada
posisi bypass beban akan
disupply melalui supply normal,
itulah sebabnya begitu normal supply putus (listrik mati) maka
beban2 IT tsb langsung mati
karena disupply tidak melalui
batere yg ada di UPS tetapi
disupply bypass. Kalau tingkat
perubahan frekwensi seperti ini sudah sangat sering maka harus
ada power quality improvement
dari pihak perusahaan listrik
(saya tidak membahas lebih
lanjut karena bisa panjang
bahasannya mengenai power quality). Selanjutnya mengenai
beban berputar seperti motor/
HVAC atau AirCond. Apakah ada
efeknya menggunakan frekwensi
supply yg berbeda dari standard
frekwensi yg tertera di AirCond. Misalkan motor di design untuk
frekwensi 50 hz dan digunakan
pada tegangan supply dengan
frekwensi 60 hz. Mari kita lihat formula ini: XL =
2.π.f.L
XL = Reaktansi Induktif (ohm)
f = frekwensi (hz)
L = induktansi (henry) Dari rumus tersebut terlihat nilai
reaktansinya naik kalau
frekwensinya lebih besar.
Contoh kasus: sebuah Aircond
500 watt, 220 volt, 50 hz, pf:
0.8 (pf = power factor atau cosø)
XL= 2.π.50.L = 100πL (ohm)
apabila frekwensi supply 50 hz
XL=2.π.60.L = 120πL (ohm) apabila
frekwensi supply 60 hz Total daya yg diserap oleh
beban AC bisa di analisa dengan
formula segitiga daya:
Total daya (VA) = P + jQ atau VA
= Sqrt(P2 + Q2)
P = Daya aktif = 500 watt Q = daya reaktif (dalam Var) yg
besarnya tergantung reaktansi
XL Dari formula diatas dan segitiga
daya (saya tdk bisa gambarkan
segitiga dayanya disini tapi bagi
discipline electrical bisa
membayangkannya) dapat dilihat
semakin besar reaktansi XL maka semakin besar total daya
nyata yg diserap. Semakin besar
XL semakin jelek factor daya
nya (normal factor daya 0.8
sampai 0.95), makin mendekati
factor daya 1 makin bagus. Jadi bisa kita lihat bahwa perubahan
frekwensi ada pengaruhnya juga
dengan perubahan factor daya
yg berpengaruh terhadap daya
tahan dari beban listrik..Kalau
dikatakan efeknya menggunung antara 50 hz dan 60 hz
sebagaimana dikatakan rekan
kita sebenarnya tidaklah
demikian, karena beban listrik
mempunyai daya tahan terhadap
waktu. Misalnya apabila AC di design oleh manufacture dengan
frekwensi 50 hz maka pemilihan
kumparan baik resistansi dan
reaktansinya di test dengan
daya tahan tsb misalnya bisa
berfungsi dengan baik sampai 5 tahun. Dan bila disupply dengan
frekwensi 60 hz misalnya bisa
berfungsi dengan baik sampai 4
tahun (ini cuma umpama).
Kumparan atau konduktor yg
memiliki ketahanan arus (ampacity = 20 ampere), apabila
di aliri operating current 5
ampere tentulah beda
ketahanannya apabila kumparan
atau konduktor tsb dialiri
operating current 10 ampere, semakin besar arus semakin
besar dissipasi panas yg
dihasilkan di kumparan/konduktor
sehingga isolasi konduktor
melumer terhadap waktu. Jadi
untuk mengatasi ini pihak manufacturer cukup memilih
material kumparan/konduktor yg
meiliki ampacity yg cukup untuk
mengatasi penurunan (aging)
sehingga bisa bertahan sampai
umur life-time yg memuaskan (dalam hal ini pihak manufacturer
bisa mengatakan bahwa
produknya bisa 50 hz maupun
60 hz karena memang
materialnya sudah dipilih
sedemikian rupa). Jadi kesimpulannya perbedaan
frekwensi supply 50 hz dan 60
hz untuk umumnya beban2 listrik
bisa dikatakan tidak begitu
significant efeknya untuk beban2
tertentu seperti AC, Laptop, dll, kalaupun dilihat dari ketahanan
(lifetime) karena pihak
manufacturer sudah
memperhitungkn itu, untuk
memastikan produknya bisa
dipakai 50 hz/60 hz. Tapi untuk industry seperti oil & gas,
disarankan memberlakukan spec
yg ketat, misalnya kalau sistim
supply nya 60 hz jangan lah kita
beli motor yg didesign 50 hz,
karena di industry kita ingin semua sistim bekerja perfect
dan akurat sehingga menjamin
tingkat reabilitas 100%.

Kamis, 08 Desember 2011

PERINGATAN HARI ASYURA

Asyura berarti Kesepuluh yang jatuh pada hari ke-10 Muharam bulan Hijriyah. Merupakan peringatan dari
hal-hal di bawah ini dimana Muslim, khususnya Sunni percaya terjadi pada tanggal 10 Muharram, seperti :
* Bebasnya Nabi Nuh dan umatnya dari banjir besar.
* Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz.
* Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa
bertemua dengan Nabi Yusuf pada hari Asyura.
* Nabi Musa selamat dari pasukan Fir'aun saat menyeberangi Laut Merah.
* Nabi Isa diangkat ke surga setelah usaha Roma untuk
menangkap dan menyalibnya
gagal.
* Hari berkabung untuk kesyahidan Husain bin Ali ; cucu dari Rasulullah SAW.