English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

KOLOM PENCARIAN

LABEL

Sabtu, 06 Agustus 2011

HUKUM, HIKMAH, RUKUN & SYARAT PUASA RAMADHAN

PUASA secara bahasa (etimologi) berarti : menahan. Menurut istilah syara’ (terminologi) berarti menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu.
Dasar wajib puasa: ُ
ﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ْﻦِﻣ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ ﺎَﻤَﻛ ُﻡﺎَﻴِّﺼﻟﺍ َﻥﻮُﻘَّﺘَﺗ ْﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ ْﻢُﻜِﻠْﺒَﻗ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa" (Al-Baqoroh:183)
Puasa diwajibkan pada bulan
Ramadhan tahun Hijriyyah.
Hikmah puasa : menahan hawa
nafsu, mengurangi syahwat,
memberikan pelajaran bagi si
kaya untuk merasakan lapar
sehingga menumbuhkan rasa
kasih sayang kepada fakir miskin, dan menjaga dari maksiat.
Syarat sah puasa :
1. Islam
2. Berakal
3. Bersih dari haid dan nifas
4. Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.
Berarti tidak sah puasa orang kafir, orang gila walaupun
sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq.
Adapun perempuan yang
terputus haid atau nifasnya
sebelum fajar maka puasanya
tetap sah dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi sampai pagi.
Syarat wajib puasa :
1. Islam
Puasa tidak wajib bagi orang
kafir dalam hukum dunia, namun di akhirat mereka tetap dituntut dan di adzab karena meninggalkan puasa selain di adzab karena kekafirannya. Sedangkan orang murtad tetap wajib puasa dan mengqodho’
kewajiban-kewajiban yang
ditinggalkannya selama murtad.
2. Mukallaf (baligh dan berakal).
Anak yang belum baligh atau
orang gila tidak wajib puasa,
namun orang tua wajib
menyuruh anaknya berpuasa
pada usia 7 tahun jika telah mampu dan wajib memukulnya jika meninggalkan puasa pada usia 10 tahun.
3. Mampu mengerjakan puasa
(bukan orang lansia atau orang sakit).
Lansia yang tidak mampu
berpuasa atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh menurut medis wajib mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu satu mud (sekitar 6,5 ons) makanan pokok untuk
setiap harinya.
4. Mukim (bukan musafir sejauh ± 82 km dan keluar dari batas daerahnya sebelum fajar).
Rukun-rukun puasa :
1. Niat, Niat untuk puasa wajib, mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di setiap harinya.
Sedangkan niat untuk puasa
sunnah, sampai tergelincirnya
matahari (waktu dhuhur) dengan syarat :
a. diniatkan sebelum masuk
waktu dhuhur
b. tidak mengerjakan hal-hal
yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain sebelum niat.
Niat puasa Ramadhan yang
sempurna :
ِﺽْﺮَﻓ‎ ‎ﺀﺍَﺩَﺍ ْﻦَﻋ ٍﺪَﻏ َﻡْﻮَﺻ ُﺖْﻳَﻮَﻧ ﺔَﻨَّﺴﻟﺍ ِﻩِﺬﻫ ﻥﺎَﻀَﻣَﺭ ِﺮْﻬَﺷ ‎ ‎ﻪﻠ‎ﻟِ
ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ

"Saya niat mengerjakan
kewajiban puasa bulan Ramadhan esok hari pada tahun ini karena Allah SWT".
1. Menghindari perkara yang
membatalkan puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau karena kebodohan yang ditolerir oleh syari’at (jahil ma’dzur). Jahil ma’dzur/kebodohan yang
ditolerir syariat ada dua :
a. hidup jauh dari ulama’.
b. baru masuk islam.
Hal-hal yang membatalkan
puasa :
1. Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain jika ada unsur kesengajaan, mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau dipaksa, maka puasanya tetap sah.
1. Murtad, sekalipun masuk islam seketika.
2. Haid, nifas dan melahirkan
sekalipun sebentar.
3. Gila meskipun sebentar.
4. Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekalipun sebentar, tetap sah.
5. Bersetubuh dengan sengaja
dan mengetahui keharamannya.
6. Mengeluarkan mani dengan
sengaja, seperti dengan tangan atau dengan menyentuh istrinya tanpa penghalang.
7. Muntah dengan sengaja. Masalah masalah yang berkaitan dengan puasa :
1. Apabila seseorang
berhubungan dengan istrinya
pada siang hari Ramadhan
dengan sengaja, tanpa terpaksa dan mengetahui keharamannya maka puasanya batal, berdosa, wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghrib dan wajib mengqodhoi puasa serta wajib membayar kaffaroh [denda] yaitu :
- membebaskan budak perempuan yang islam
- jika tidak mampu, wajib
berpuasa dua bulan berturut
turut
- jika tidak mampu maka wajib memberi makanan pada 60 orang miskin masing-masing berupa 1
mud (sekitar 6,5 ons) dari
makanan pokok. Denda ini wajib dikeluarkan hanya bagi laki-laki.
2. Hukum menelan dahak :
* Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, maka haram menelan dan membatalkan puasa.
* Jika masih di batas dalam
tenggorokan, maka boleh dan
tidak membatalkan puasa. Yang dimaksud batas luar
menurut pendapat Imam Nawawi (mu’tamad) adalah makhroj huruf ha’ ( ﺡ), dan dibawahnya adalah batas dalam. Sedangkan menurut sebagian ulama’ batas
luar adalah makhroj huruf kho ’( ﺥ), dan di bawahnya adalah batas dalam.
3. Menelan ludah tidak
membatalkan puasa dengan
syarat :
- Murni (tidak tercampur benda lain)
- Suci
- Berasal dari sumbernya yaitu lidah dan mulut, sedangkan menelan ludah yang berada pada bibir luar membatalkan puasa karena sudah di luar mulut.
4. Hukum masuknya air mandi ke dalam rongga dengan tanpa sengaja :
- Jika sebab mandi sunnah
seperti mandi untuk sholat
jum’at atau mandi wajib seperti mandi janabat maka tidak membatalkan puasa kecuali jika sengaja atau menyelam.
- Jika bukan mandi sunnah atau wajib seperti mandi untuk membersihkan badan maka puasanya batal baik disengaja atau tidak.
5. Hukum air kumur yang
tertelan tanpa sengaja :
* Jika berkumur untuk
kesunnahan seperti dalam
wudhu’ tidak membatalkan
puasa asalkan tidak terlalu ke
dalam (mubalaghoh)
* Jika berkumur biasa, bukan untuk kesunnahan maka
puasanya batal secara mutlak, baik terlalu ke dalam
(mubalaghoh) atau tidak.
6. Orang yang muntah atau
mulutnya berdarah wajib
berkumur dengan mubalaghoh
(membersihkan hingga ke
pangkal tenggorokan) agar
semua bagian mulutnya suci. Apabila ia menelan ludah tanpa mensucikan mulutnya terlebih dahulu maka puasanya batal sekalipun ludahnya nampak bersih.
7. Orang yang sengaja
membatalkan puasanya atau
tidak berniat di malam hari, wajib menahan diri di siang hari Ramadhan dari perkara yang membatalkan puasa (seperti orang puasa) sampai maghrib dan setelah Ramadhan wajib mengqodhoi puasanya.
8. Berbagai konsekuensi bagi
orang yang tidak berpuasa atau membatalkan puasa Ramadhan :
1. Wajib qodho’ dan membayar
denda :
* Jika membatalkan puasa demi orang lain. Seperti perempuan mengandung dan menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan anaknya saja.
* Mengakhirkan qodho’ hingga datang Ramadhan lagi tanpa ada udzur.
2. Wajib qodho’ tanpa denda.
Berlaku bagi orang yang tidak
berniat puasa di malam hari,
orang yang membatalkan
puasanya dengan selain
jima’ (bersetubuh) dan perempuan hamil atau menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan dirinya saja
atau kesehatan dirinya dan
anaknya.
3. Wajib denda tanpa qodho’.
Berlaku bagi orang lanjut usia
dan orang sakit yang tidak
punya harapan sembuh, jika
keduanya tidak mampu berpuasa.
4. Tidak wajib qodho’ dan tidak wajib denda.
Berlaku bagi orang yang gila
tanpa disengaja. Yang dimaksud denda di sini
adalah 1 mud (7,5 ons) makanan pokok daerah setempat untuk setiap harinya.
Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa Ramadhan :
1. Menyegerakan berbuka puasa.
2. Sahur, sekalipun dengan
seteguk air.
3. Mengakhirkan sahur, dimulai dari tengah malam.
4. Berbuka dengan kurma. Disunnahkan dengan bilangan
ganjil. Bila tak ada kurma, maka air zam-zam. Bila tak ada, cukup dengan air putih. Bila tak ada, dengan apa saja yang berasa manis alami. Bila tak ada juga, berbuka dengan makanan atau
minuman yang diberi pemanis.
5. Membaca doa berbuka yaitu :
َﻰﻠَﻋَﻭ ُﺖْﻨَﻣﺁ َﻚِﺑَﻭ ُﺖْﻤُﺻ َﻚَﻟ َّﻢُﻬّﻠﻟَﺍ
ُﺄَﻤَّﻈﻟﺍ َﺐَﻫَﺫ ُﺕْﺮَﻄْﻓَﺍ َﻚِﻗْﺯِﺭ
ْﻥِﺍ ُﺮْﺟَﻷْﺍ َﺖَﺒَﺛَﻭ ُﻕﻭُﺮُﻌﻟْﺍ ِﺖَّﻠَﺘْﺑﺍَﻭ ُﻪﻠﻟﺍ َﺀﺎَﺷ . ُﺪْﻤَﺤْﻟَﺍ ِﻪﻠﻟِ ﻲِﻨَﻧﺎَﻋَﺃ ﻱِﺬَّﻟﺍ
َّﻢُﻬّﻠﻟَﺍ ُﺕْﺮَﻄْﻓَﺄَﻓ ﻲِﻨَﻗَﺯَﺭَﻭ ُﺖْﻤُﺼَﻓ
ْﺖَﻌِﺳَﻭ ﻲِﺘَّﻟﺍ َﻚِﺘَﻤْﺣَﺮِﺑ َﻚُﻟَﺄْﺳَﺃ ﻲِّﻧِﺍ
ﻲِﻟ َﺮِﻔْﻐَﺗ ْﻥَﺍ ٍﺀْﻲَﺷ َّﻞُﻛ .
6. Memberi makanan berbuka kepada orang berpuasa.
7. Mandi janabat sebelum terbitnya fajar bagi orang yang junub di malam hari.
8. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan
9. Menekuni sholat tarawih dan witir.
10. Memperbanyak bacaan Al Quran dengan berusaha memahami artinya.
11. Memperbanyak amalan sunnah dan amal sholeh.
12. Meninggalkan caci maki.
13. Berusaha makan dari yang halal
14. Bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir, dan lain-lain
Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa Ramadhan :
1. Mencicipi makanan.
2. Bekam [mengeluarkan darah].
3. Banyak tidur dan terlalu
kenyang.
4. Mandi dengan menyelam.
5. Memakai siwak setelah masuk waktu dhuhur.
Hal hal yang membatalkan pahala puasa :
1. Ghibah (gosip)
2. Adu domba
3. Berbohong
4. Memandang dengan syahwat
5. Sumpah palsu.
6. Berkata jorok atau jelek Rasulullah SAW bersabda : ﺏﺬﻜﻟﺍ ﻢﺋﺎﺼﻟﺍ ﻥﺮّﻄﻔﻳ ﺲﻤﺧ ﻦﻴﻤﻴﻟﺍﻭ ﺔﻤﻴﻤﻨﻟﺍﻭ ﺔﺒﻴﻐﻟﺍﻭ ﺓﻮﻬﺸﺑ ﺮﻈﻨﻟﺍﻭ ﺔﺑﺫﺎﻜﻟﺍ
“Lima perkara yang
membatalkan (pahala) puasa :
berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “ (H.R. Anas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar